Pages

Wednesday, February 29, 2012

Wimbo, Hamsterku. Kecil dan Berarti


Saat ini aku sedang kehilangan binatang yang sudah hampir 1 tahun ini menemani hari-hariku. Hamster yang selalu aku ajak curhat (agak bodoh memang), aku ajak bermain dan selalu jaga hiburanku dikala suasana hati ini sedang tidak enak. Dia adalah teman yang setia mendengar curhatanku tanpa berkomentar apapun. Hahahaa..
Sejak awal sang kekasih membelikan dia untukku aku langsung jatuh hati pada binatang 1 ini. Dia rasanya berbeda, jinak, lucu, imut, menggemaskan dan sangat attraktif. Ada saja polahnya. Pernah suatu ketika wimbo kita (aku dan kekasihku) belikan teman bermain untuknya. Tapi nggak Cuma karena galak tapi aku pun tipe orang yang sulit untuk suka pada yang lain walau jenis dan tipenya sama, bahkan walaupun ada yang lebih lucu ketimbang wimbo. Si teman wimbo ini pun tak tahan lama. Kita jual lah dia.
Pernah pula suatu ketika wimbo punya 2 anak. Aku Cuma memeliharanya selama 2 bulan sebelum bisa kujual. Selain karena makannya yang banyak, lagi-lagi karena aku tak bisa jatuh hati pada anak-anak wimbo ini.
Wimbo bagiku (dan juga adekku) adalah binatang yang cukup cerdas untuk jenisnya. Saat dia lapar maka ia akan berdiri dipinggir kandangnya, mengikuti kemana arah kita. Yah, artinya dia ingin diberi makan. Dia paling suka disuapi makanan. Makanan yang diberi untuknya seperti biasa akan dia simpan di kantung mulutnya. Lalu dia kembali kerumah-rumahannya mengeluarkan makanan-makanan tadi baru mulai memakannya satu per satu. Kandang wimbo juga sering kami buka, dia akan keluar kandang berlari dan bermain kalo sudah lelah dia akan kembali sendiri ke kandangnya, kalau pun tak kembali kita semua tau tempat favorit dia untuk sembunyi atau tidur, kamar adekku. Kita jadi tak pernah repot mencarinya.
Kejadian tak biasa terjadi selasa (28/02/2012) kemarin. Aku yang lupa menutup kandang wimbo malam sebelumnya tidur begitu saja. Paginya dia sudah tak ada di kandang, otomatis kita langsung mencari ke tempat-tempat persembunyian dia biasanya. Dan tak menemukan hasil. Bapak semalam sebelumnya sebenarnya mengira ada tikus diruang komputer karena “kresek-kresek” terus tapi tak ada waktu dicari. Kita pun tidak mengira itu wimbo karena untuk ke ruang komputer dirumah atas ke ruang tv perlu turun 3 anak-tangga dan wimbo biasanya tak berani. Pagi itu semua orang dirumah sibuk mencari wimbo (maklum wimbo sangat disayang dirumahku). Tapi sampe sekarang tak ada hasil. L
Wimbo dimanapun kamu berada sekarang semoga kamu baik-baik saja. Cepet pulang yah, aku kangen banget. :’(

Tuesday, February 28, 2012

Suara Adzan dari Dalam Kubur (bukan horror)

Sebenernya ini cerita agak bodoh sih. Jadi ceritanya aku lagi dirumah, yang namanya anak kost kalau dirumah pasti bawaannya Cuma pengen ndekem dirumah nikmatin waktu ama keluarga. Aiiissh.. ini kenapa jadi curhat coba.
Waktu itu hari sabtu, maklum itu hari dimana adekku pulang sekolahnya sore, jam setengah 3 udah pulang, kalo hari biasa pulang sekolah setengah 5. Nah seperti biasa aku sama adek ini kalo dirumah bawaannya ngumpul bertiga, lagi ngumpul di ruang tamu ada woro-woro (pengumuman) dari masjid desa kalo tetangga RT sebelah ada yang meninggal. Nah karena gak terlalu denger yaudah kita bilang ke Bapak, “Bapak enek wong meninggal (bapak ada orang meninggal)”.
Bapak Tanya, “Sopo? (Siapa?)”.
“Gak denger” bales adek.
Bpak langsung ngecilin volume TV dan keluar ke depan rumah buat ngedengerin woro-woro itu.
Nah setelah tau, bapak langsung mau takziah. Tapi sebelum itu entah kenapa bapak jadi inget aja kejadian di desa temen beliau.

Monday, February 27, 2012

Kenapa Aku Memilih Sosoknya

Gak terasa sosok ini telah menemani perjalanan hidupku hamper 4 tahun ini. Mengisi hariku dengan penuh warna-warni, pahit, asam, asin, dan  manis kehidupan. Ya, dialah kekasihku, teman sekelas dan sahabatku, BINTANG.
Well, aku bangga padanya meski tak banyak yang tau hebatnya dia dari segi kemauan dan pengorbanan. Mungkin wanita lain suka memiliki pasangan yang terlihat seperti lelaki yang hebat, terlihat pemimpin yang baik, kelihatan berkarisma, terlihat pintar, dan kelihatan dewasa. Oooh, aku bukan tipe wanita yang menilai segalanya dari segi “kelihatannya” dan “kehebatan yang ditunjukkan”. Aku suka padanya. Yaa, aku suka padanya karena dia berbeda, dia yang begini, terlihat lemah kadang, tetapi kemauan dia untuk bangkit dan lebih baik lebih besar dari pada orang lain.
Begitu pula cara dia mendekatiku kembali (kita pernah putus karena yah orang ketiga di pihaknya), dia tak menyerah. Dia tahu betapa aku membenci dia, tapi dia selalu memperhatikan apakah aku sudah makan, sholat, bahkan menghiburku saat badmood sekedar lewat SMS. Saat bertemu, ketika tahu aku sedang lelah maka dia aku membawakanku minum atau cemilan dengan senyum. Saat aku sedang di kampus serius dengan tugas dan laptopku, dia akan SMS yang membuatku tak terlalu terpaku pada yang aku kerjakan. Terus dan terus mendekat tanpa lelah.

Saturday, February 4, 2012

Betapa sayang Allah padaku

OK, before post this article, I wanna say that what I write here is my experience. I don’t want to teach everyone else because I am not a good person enough.
Sebenarnya sulit untuk menceritakan ini, rasa trauma itu masih begitu besar untukku.

Kejadian ini sudah hampir 2 tahun berlalu tapi masih begitu jelas teringat olehku, masih begitu menimbulkan trauma yang belum bisa sembuh. Saat itu aku sedang liburan semester so aku pulang kerumah, aku baru sehari dirumah waktu itu. Pada hari itu aku bermaksud membayar uang kuliah ke bank tempat pembayaran kuliah di kota madiun, saat itu toko aku tutup (rumah orang tuaku memiliki sebuah toko kebutuhan sehari-hari) menunggu ibuku pulang dari sekolah (ibuku adalah seorang guru SMP) untuk mengantarkan aku ke bank. Yah, aku masih ingat hari itu adalah hari Senin, saat aku sedang puasa sunnah senin-kamis.

Aku menunggu dengan mainan laptop dikamarku dilantai 2, pintu kamar aku buka. Tiba-tiba sekitar pukul 10 dari arah pintu depan kamarku yang mengarah keluar tempat jemuran dilantai 2 terbuka. Seseorang yang tak aku kenal tiba-tiba masuk melalui pintu itu. Aku yang memmng seorang anak tomboy dengan refleknya langsung menghampirinya dan menanyainya, “mau apa? Keluar!!!”.

Orang itu malah dengan gelagapannya bilang, “Bu Tutik ada?”. Bu Tutik adalah nama ibuku.

Aku bilang padanya, “keluar atau aku teriak maling!!”.

Aku reflek keluar lewat pintu disamping orang itu yang td dia buka sambil teriak, “maliiiiing!!”
Lalu dia langsung membekapku dan menyeretku ke dalam. Aku coba melawan, menggigit tangannya, lalu aku terus teriak. Dia lalu memukul kepala dengan hal yang tidak aku tau apa itu tadinya. Begitu aku terjatuh aku baru menyadari ternyata dia telah memukuli aku dengan sebuah palu besi.