Pages

Saturday, February 4, 2012

Betapa sayang Allah padaku

OK, before post this article, I wanna say that what I write here is my experience. I don’t want to teach everyone else because I am not a good person enough.
Sebenarnya sulit untuk menceritakan ini, rasa trauma itu masih begitu besar untukku.

Kejadian ini sudah hampir 2 tahun berlalu tapi masih begitu jelas teringat olehku, masih begitu menimbulkan trauma yang belum bisa sembuh. Saat itu aku sedang liburan semester so aku pulang kerumah, aku baru sehari dirumah waktu itu. Pada hari itu aku bermaksud membayar uang kuliah ke bank tempat pembayaran kuliah di kota madiun, saat itu toko aku tutup (rumah orang tuaku memiliki sebuah toko kebutuhan sehari-hari) menunggu ibuku pulang dari sekolah (ibuku adalah seorang guru SMP) untuk mengantarkan aku ke bank. Yah, aku masih ingat hari itu adalah hari Senin, saat aku sedang puasa sunnah senin-kamis.

Aku menunggu dengan mainan laptop dikamarku dilantai 2, pintu kamar aku buka. Tiba-tiba sekitar pukul 10 dari arah pintu depan kamarku yang mengarah keluar tempat jemuran dilantai 2 terbuka. Seseorang yang tak aku kenal tiba-tiba masuk melalui pintu itu. Aku yang memmng seorang anak tomboy dengan refleknya langsung menghampirinya dan menanyainya, “mau apa? Keluar!!!”.

Orang itu malah dengan gelagapannya bilang, “Bu Tutik ada?”. Bu Tutik adalah nama ibuku.

Aku bilang padanya, “keluar atau aku teriak maling!!”.

Aku reflek keluar lewat pintu disamping orang itu yang td dia buka sambil teriak, “maliiiiing!!”
Lalu dia langsung membekapku dan menyeretku ke dalam. Aku coba melawan, menggigit tangannya, lalu aku terus teriak. Dia lalu memukul kepala dengan hal yang tidak aku tau apa itu tadinya. Begitu aku terjatuh aku baru menyadari ternyata dia telah memukuli aku dengan sebuah palu besi.

Aku terus teriak dan dia terus memukuli kepalaku. Aku sempat berfikir dalam hatiku, kalau tidak ada yang cepet menolongku aku akan mati, aku sudah tidak kuat. Tiba-tiba seorang tetanggaku, seorang wanita paruh baya, masuk kerumah melalui pintu tengah rumah lantai 1 yang lupa tidak ada kunci. Padahal beliau ini biasanya kerja jam segitu tapi hari itu beliau libur, tetanggaku ini naik ke lantai 2 dan bertanya dalam bahasa jawa, “Ada apa, mbak mita?”. Beliau melihat seorang sedang memukuli kepalaku dan darah yang sudah menggenang diruang itu. Maling itu mengacungkan palu padanya. Karena takut beliau turun dan teriak-teriak meminta pertolongan.

Si maling langsung kabur dari pintu lantai 2 dan loncat ke lantai 1 lalu lari, aku dengan darah belumuran dari kepalaku turun ke lantai bawah, tak kuat, jatuh tepat dip agar depan rumah. Aku ditolong oleh tetangga-tetanggaku. Mereka membawaku ke Rumah Sakit, sebelum dibawa ke Rumah Sakit dengan mobil bak terbuka tetangga yang kebetulan lewat aku meminta tetanggaku mengambilkan HPku dikamar, dalam keadaan hampir hilang kesadaran aku mengirim SMS ke orang tuaku dan kekasihku di tinggal di Solo.

SMS itu berbunyi, “Maling, berdarah2, Rumah Sakit”.

Ditengah perjalanan yang penuh perjuangan itu tetanggaku yang mengantarkanku ke Rumah Sakit selalu meminta untuk bertahan menyebut nama Allah. Sungguh waktu itu yang ada difikiranku hanya, “Ya Allah begitu banyak dosa yang belum aku tebus di dunia ini, sesungguhnya jika kau mengambilku sekarang mungkin aku akan begitu malu. Ampunilah aku, jaga dan sayangi orang tua, adikku , kekasihku dan orang-orang mulia yang telah berbuat baik dalam hidupku”.

Begitu sampai di Rumah sakit aku langsung dibawa ke UGD. Rambut panjangku yang selalu aku sayangi dipangkas habis oleh perawatnya. Aku mendapat 21 jahitan yang tersebar di seluruh kepalaku. Aku masih membuka mataku dengan kesadaran yang hampir penuh waktu itu.

Aku terus menyebut “Lailahailallah” dan menyebut orang tuaku sepanjang waktu. Bapakku datang dengan menangis melihat keadaanku tak berapa lama ibuku datang dan pingsan melihat anak gadisnya berlumuran darah sekujur tubuhnya. Aku malah masih bisa tertawa dan mencoba meyakinkan orang tuaku bahwa aku tidak apa-apa.

Tidak ada 2 jam, kekasihku sudah ada disebelahku tanpa bisa berkata apa-apa. Mungkin selama perjalanan yang dia tempuh hanya SATU JAM (normalnya pejalanan magetan solo adalah 2 jam) dia sudah campur aduk tak peduli apa-apa hanya sudah ketakutan membayangkan keadaanku. Padahal waktu itu sedang di bank di solo mau membayar uang kuliah. Tanpa persiapan, tanpa pulang kerumah, begitu mendapat SMS dariku dia langsung berangkat ke Magetan.

Sambil dijahit, keadaanku sendiri sudah mulai tenang dan stabil. Yang aku ingat banyak sekali wartawan waktu itu mencoba mendapat informasi tentang aku dan kejadian itu. Setelah selesai dijahit dan diperban, aku menjalani rontgen untuk melihat luka dikepalaku.

Dan tebak apa hasilnya? Tak ada luka serius dikepalaku, retak pun tidak. Melihat luka luarku dan darah yang begitu banyak keluar, aku hanya mengalami gegar otak ringan. Aku pun hanya dirawat 3 hari di Rumah sakit. Luar biasa. Semua hanya karena restu Allah. Tidak ada 2 minggu pun aku sudah bisa melepas semua jahitan di kepalaku. Dan sekarang aku sudah sembuh, yang mungkin tersisa adalah ingatanku yang sekarang menjadi sangat pendek dan trauma yang belum bisa sembuh.

Yaa, benar kata ibuku, “Alhamdulillah kamu sedang puasa ya, Nak. Allah sungguh melindungimu”. Ya benar bahwa Allah begitu menyayangiku dan benar bahwa puasa sesungguhnya menjauhkan segala sesuatu yang buruk dalam hidup kita. Dengan ibadah padanya dia akan melindungimu seutuhnya. Aku bahkan sampai sekarang tak habis pikir apa yang akan terjadi kepadaku bila saat itu aku sedang tidak puasa. Dia begitu saying dan menjagaku padahal aku ini bukanlah hambanya yang baik dan selalu patuh, aku banyak sekali melanggar larangannya tapi dia masih selalu menyayangiku. Aku ini sesungguhnya seorang hamba yang begitu beruntung.

Aku menulis ini karena cerita ibuku beberapa hari yang lalu.

Beliau bilang, “ Inget nggak waktu kecil, waktu kita rumah saja masih ngontrak saat ibuk ngajak kamu sholat kamu berdoa pada Allah agar diberi rumah tingkat 2 dan mobil. Lihat sekarang udah dikabulkan kan? Allah sayang banget ya sama kamu? hampir semua kemauan kamu palan-pelan dikabulkannya. Kamu ini sangat beruntung”.

Huhuhuhuuu.. pantaskah Allah begitu menyayangiku seperti ini? Aku hambanya yang masih sering mengabaikan perintahnya tetapi Allah tak ada putusnya menyayangiku. :’(

Terima kasih Ya Allah… Engkau adalah pemilik segala yang ada di dunia ini, yang begitu penyayang.

Sesungguhnya Allah menyayangi semua hambanya yang mau meminta padaNya.

2 comments:

  1. Call upon HIM, HE will respond to you.
    Anytime, Anywhere, Dear... :)

    ReplyDelete
  2. Bener banget, sifa..
    Dia sayang pada kita, sangaaat sayang,,
    kita aja yang kadang gak sadar..

    ReplyDelete

Gimana pendapat kamu?