OK, before
post this article, I wanna say that what I write here is my experience. I don’t
want to teach everyone else because I am not a good person enough.
Sebenarnya
sulit untuk menceritakan ini, rasa trauma itu masih begitu besar untukku.
Kejadian ini
sudah hampir 2 tahun berlalu tapi masih begitu jelas teringat olehku, masih
begitu menimbulkan trauma yang belum bisa sembuh. Saat itu aku sedang liburan
semester so aku pulang kerumah, aku baru sehari dirumah waktu itu. Pada hari
itu aku bermaksud membayar uang kuliah ke bank tempat pembayaran kuliah di kota
madiun, saat itu toko aku tutup (rumah orang tuaku memiliki sebuah toko
kebutuhan sehari-hari) menunggu ibuku pulang dari sekolah (ibuku adalah seorang
guru SMP) untuk mengantarkan aku ke bank. Yah, aku masih ingat hari itu adalah hari
Senin, saat aku sedang puasa sunnah senin-kamis.
Aku
menunggu dengan mainan laptop dikamarku dilantai 2, pintu kamar aku buka. Tiba-tiba
sekitar pukul 10 dari arah pintu depan kamarku yang mengarah keluar tempat
jemuran dilantai 2 terbuka. Seseorang yang tak aku kenal tiba-tiba masuk
melalui pintu itu. Aku yang memmng seorang anak tomboy dengan refleknya
langsung menghampirinya dan menanyainya, “mau apa? Keluar!!!”.
Orang itu
malah dengan gelagapannya bilang, “Bu Tutik ada?”. Bu Tutik adalah nama ibuku.
Aku bilang
padanya, “keluar atau aku teriak maling!!”.
Aku reflek
keluar lewat pintu disamping orang itu yang td dia buka sambil teriak, “maliiiiing!!”
Aku terus
teriak dan dia terus memukuli kepalaku. Aku sempat berfikir dalam hatiku, kalau
tidak ada yang cepet menolongku aku akan mati, aku sudah tidak kuat. Tiba-tiba
seorang tetanggaku, seorang wanita paruh baya, masuk kerumah melalui pintu
tengah rumah lantai 1 yang lupa tidak ada kunci. Padahal beliau ini biasanya
kerja jam segitu tapi hari itu beliau libur, tetanggaku ini naik ke lantai 2
dan bertanya dalam bahasa jawa, “Ada apa, mbak mita?”. Beliau melihat seorang
sedang memukuli kepalaku dan darah yang sudah menggenang diruang itu. Maling itu
mengacungkan palu padanya. Karena takut beliau turun dan teriak-teriak meminta
pertolongan.
Si maling
langsung kabur dari pintu lantai 2 dan loncat ke lantai 1 lalu lari, aku dengan
darah belumuran dari kepalaku turun ke lantai bawah, tak kuat, jatuh tepat dip
agar depan rumah. Aku ditolong oleh tetangga-tetanggaku. Mereka membawaku ke
Rumah Sakit, sebelum dibawa ke Rumah Sakit dengan mobil bak terbuka tetangga
yang kebetulan lewat aku meminta tetanggaku mengambilkan HPku dikamar, dalam
keadaan hampir hilang kesadaran aku mengirim SMS ke orang tuaku dan kekasihku
di tinggal di Solo.
SMS itu
berbunyi, “Maling, berdarah2, Rumah Sakit”.
Ditengah
perjalanan yang penuh perjuangan itu tetanggaku yang mengantarkanku ke Rumah
Sakit selalu meminta untuk bertahan menyebut nama Allah. Sungguh waktu itu yang
ada difikiranku hanya, “Ya Allah begitu banyak dosa yang belum aku tebus di
dunia ini, sesungguhnya jika kau mengambilku sekarang mungkin aku akan begitu
malu. Ampunilah aku, jaga dan sayangi orang tua, adikku , kekasihku dan
orang-orang mulia yang telah berbuat baik dalam hidupku”.
Begitu sampai
di Rumah sakit aku langsung dibawa ke UGD. Rambut panjangku yang selalu aku
sayangi dipangkas habis oleh perawatnya. Aku mendapat 21 jahitan yang tersebar
di seluruh kepalaku. Aku masih membuka mataku dengan kesadaran yang hampir penuh
waktu itu.
Aku terus
menyebut “Lailahailallah” dan menyebut orang tuaku sepanjang waktu. Bapakku datang
dengan menangis melihat keadaanku tak berapa lama ibuku datang dan pingsan
melihat anak gadisnya berlumuran darah sekujur tubuhnya. Aku malah masih bisa
tertawa dan mencoba meyakinkan orang tuaku bahwa aku tidak apa-apa.
Tidak ada 2
jam, kekasihku sudah ada disebelahku tanpa bisa berkata apa-apa. Mungkin selama
perjalanan yang dia tempuh hanya SATU JAM (normalnya pejalanan magetan solo
adalah 2 jam) dia sudah campur aduk tak peduli apa-apa hanya sudah ketakutan
membayangkan keadaanku. Padahal waktu itu sedang di bank di solo mau membayar
uang kuliah. Tanpa persiapan, tanpa pulang kerumah, begitu mendapat SMS dariku
dia langsung berangkat ke Magetan.
Sambil
dijahit, keadaanku sendiri sudah mulai tenang dan stabil. Yang aku ingat banyak
sekali wartawan waktu itu mencoba mendapat informasi tentang aku dan kejadian
itu. Setelah selesai dijahit dan diperban, aku menjalani rontgen untuk melihat
luka dikepalaku.
Dan tebak
apa hasilnya? Tak ada luka serius dikepalaku, retak pun tidak. Melihat luka
luarku dan darah yang begitu banyak keluar, aku hanya mengalami gegar otak
ringan. Aku pun hanya dirawat 3 hari di Rumah sakit. Luar biasa. Semua hanya
karena restu Allah. Tidak ada 2 minggu pun aku sudah bisa melepas semua jahitan
di kepalaku. Dan sekarang aku sudah sembuh, yang mungkin tersisa adalah
ingatanku yang sekarang menjadi sangat pendek dan trauma yang belum bisa
sembuh.
Yaa, benar
kata ibuku, “Alhamdulillah kamu sedang puasa ya, Nak. Allah sungguh
melindungimu”. Ya benar bahwa Allah begitu menyayangiku dan benar bahwa puasa
sesungguhnya menjauhkan segala sesuatu yang buruk dalam hidup kita. Dengan
ibadah padanya dia akan melindungimu seutuhnya. Aku bahkan sampai sekarang tak
habis pikir apa yang akan terjadi kepadaku bila saat itu aku sedang tidak
puasa. Dia begitu saying dan menjagaku padahal aku ini bukanlah hambanya yang
baik dan selalu patuh, aku banyak sekali melanggar larangannya tapi dia masih
selalu menyayangiku. Aku ini sesungguhnya seorang hamba yang begitu beruntung.
Aku menulis
ini karena cerita ibuku beberapa hari yang lalu.
Beliau bilang,
“ Inget nggak waktu kecil, waktu kita rumah saja masih ngontrak saat ibuk
ngajak kamu sholat kamu berdoa pada Allah agar diberi rumah tingkat 2 dan
mobil. Lihat sekarang udah dikabulkan kan? Allah sayang banget ya sama kamu? hampir
semua kemauan kamu palan-pelan dikabulkannya. Kamu ini sangat beruntung”.
Huhuhuhuuu..
pantaskah Allah begitu menyayangiku seperti ini? Aku hambanya yang masih sering
mengabaikan perintahnya tetapi Allah tak ada putusnya menyayangiku. :’(
Terima
kasih Ya Allah… Engkau adalah pemilik segala yang ada di dunia ini, yang begitu
penyayang.
Sesungguhnya Allah menyayangi semua hambanya yang mau meminta padaNya.
Call upon HIM, HE will respond to you.
ReplyDeleteAnytime, Anywhere, Dear... :)
Bener banget, sifa..
ReplyDeleteDia sayang pada kita, sangaaat sayang,,
kita aja yang kadang gak sadar..